Senin, 25 Oktober 2010

Instruktur Cerdas

Begitu kagetnya Si Udin, baru kali ini dia ditunjuk sebagai pengajar pengganti suatu diklat yang diselenggarakan oleh kantornya selama tiga hari. Bukan karena Si Udin pintar, tapi karena atasannya yang ditunjuk oleh kantor kebetulan tidak bisa karena sakit. Seumur hidup baru kali ini dia disuruh mengajar. Karena merasa tidak mampu, tidak menguasai materi dan tidak pengalaman, sui Udin pun merasa takut alias grogi. Dengan sekuat tenaga dia menolaknya tapi tetap saja atasannya ndak mau terima.

Akhirnya diputuskan ia terima tawaran tadi. Udin kemudian mengatur strategi agar tidak terlalu banyak ngomong didepan kelas dan dia harus tampil kelihatan percaya diri dan gaya yang disegani. Maka dia kemudian memutuskan untuk bergaya sebagai seorang instruktur yang galak untuk menutupi kekurangannya dan membuat sebuga strategi khusus di tiga hari diklat tersebut.

Pada hari pertama diklat, begitu masuk dia pandangi seluruh peserta diklat, dan dengan diberatkan suaranya berkata, “ Selamat pagi bapak-bapak sekalian, saya tahu Anda sudah terima modul diklat, apakah Anda sudah baca modul tersebut?” dan peserta semua kompak menjawab, “Beluuuumm..!” Kemuadian Udin menampilkan wajah marahnya begitu mendengnar jawaban tersebut, “ Bagaimana saya mau menyampaikan materi ini, kalau anda semua belum membacanya sama sekali, kan modul sudah dibagi, kalian seharusnya membaca terlebih dulu. Sudahlah daripada nggak ada gunanya saya marah-marah, dan nada belum membacanya, kita pulang saja”. Maka kemudian kelas itupun dipulangkan dan para peserta pun pulang dengan paerasaan agak takut. (Alhamdulillah, batin Udin, hari pertama bisa dilewa dengan lancar sesuai skenario).

Keseokaan harinya, hari ke-2, Udin pagi-pagi masuk dan kelas dan berkata, , “ Selamat pagi bapak-bapak sekalian, apakah Anda tadi malam sudah baca modulnya?” dan peserta dengan bangga menjawab, “Sudaaaah Pak..!” Dengan jawaban tersebut, mereka berharap sang instruktur senang, namun ternyata tidak, Udin balas berkata,’ Bagus, tapi buat apa saya mengajar kalau Anda ternyata sudah membaca modul tersebut. Sungguh ndak ada gunanya kan mengajari orang yang sudah memahami materi yang akan diajarkan? Baik sekarang gini saja, dari pada sia-sia karena Anda sudah memahami..kita pulang saja ya.” Dengan wajah bingung, para peserta pun pulang. (Alhamdulillah, pikir Udin, hari kedua juga bisa dilewati dengan lancar sesuai skenario).

Pada hari terakhir, Udin sudah mulai senang, karena tinggal hari ini dia mengajar. Tapi ternyata para peserta pun tambah binggng, apa maunya sang instruktur tersebut. Maka ketika Udin masuk kelas dan menanyakan yang sama, apakah modulnya sudah dibaca, para peserta terbagi dua bagian, sebagian menjawab sudah dan sebagian menjawab belum. Maka Udin kemudian berkata, “ Begini saja, supaya lebih enak di saya dan di Anda, bagi yang belum baca silakan tanya kepada yang sudah baca dan kita pulang saja.. Mudah kan?” Semua peserta tambah bingung, dan kelas pun kemudian dipulangkan. (Alhamduliiah, pikir Udin, semua skenario berjalan sesuai dengan rencana).



2 komentar:

WONDEFULL UMROH - SUGENG mengatakan...

Wk ke kek
kalau saya jadi muridnya sudah saya "cuci" si Udin he he

Anang Anggarjito mengatakan...

..Maaf Mr Big..sekedar baru latihan posting...