“Jangan tanyakan apa yang negara ini berikan kepadamu tapi tanyakan apa yang telah kamu berikan kepada negaramu”. Itulah sebuah ucapan
yang sangat terkenal yang pernah dilontarkan oleh presiden Amerika Serikat JF
Kennedy. Konon kekuatan kalimat itu mampu menyentuh serta membangkitkan rasa
nasionalisme rakyat Amerika. Secara eksplisit kalimat dapat dimaknai bahwa apa
yang kita berikan kepada negara adalah simbol kecintaan kepada tanah air. Yang
menjadi pertanyaan berikutnya adalah ketika kita ditanya kita berikan apa yang
telah kepada negara kita, apa yang akan menjadi jawaban kita?
Negara ini telah melewati dua fase besar perjalanan
sebuah bangsa. Fase pertama adalah fase perjuangan dalam rangka memperoleh
kemerdekaan dan fase kedua adalah fase mengisi kemerdekaan. Generasi dari
masing-masing fase tersebut mempunyai karakteristik yang berbeda. Mereka
mempunyai karakteristik yang merupakan bentukan dari kondisi kehidupan
yang mereka alami pada saat itu.
Generasi pertama adalah generasi yang hidup dalam
cengkeraman penjajahan. Secara ekonomi mereka adalah rakyat yang sangat
kekurangan. Dalam pendidikan, mereka adalah generasi yang terbelakang dan
sangat sedikit yang bisa berkesempatan mengenyam pendidikan. Kalau ada
pertanyaan apa yang paling berharga yang mereka miliki saat itu, jawabannya
adalah nyawa. Tidak ada lagi yang berharga dan dapat dibanggakan selain nyawa.
Nyawa inilah yang memberikan semangat hidup untuk berjuang melawan penjajah.
Dengan memberikan nyawa merekalah, kemerdekaan ini bisa diraih. Atau dengan
kata lain, hanya dengan memberikan apa yang paling berharga, kemerdekaan ini bisa
kita rasakan pada sampai saat ini. Itulah yang mereka berikan kepada negara ini
untuk menunjukkan rasa cintanya pada negara.
Sekarang kita hidup dalam fase kedua. Kita hidup pada
zaman kemerdekaan dan pembangunan. Karakteristik generasi yang hidup pada zaman
sekarang pun berbeda. Walaupun masih menyisakan masyarakat dalam kelompok
miskin dan berpendidikan rendah, generasi sekarang adalah generasi yang hidup
dalam alam bebas merdeka, yang secara ekonomi berkecukupan dan terpelajar. Tidak
ada penindasan lagi oleh penjajah, dan bahkan negara mempunyai kebebasan untuk melaksanakan
semua fungsi negara.
Apabila pertanyaan yang sama, apa yang paling berharga
yang mereka miliki? Jawabannya tentu
akan berbeda dengan generasi yang memperjuangkan kemerdekaan. Mereka akan
menjawab, harta yang paling berharga adalah kekayaan yang mereka miliki,
walaupun nyawa tentunya juga masih merupakan sesuatu yang sangat berharga. Kekayaan
mereka dimiliki itulah yang membuat hidup mereka sangat berbeda dengan generasi
sebelumnya. Mereka bisa menikmati hidup bahagia, kesempatan pendidikan yang
terbuka, dan terjaminnya kesejahteraan dalam sebuah negara yang aman dan merdeka.
Menjaga kelangsungan hidup sebuah negara tidak
dapat dilakukan dengan cuma-cuma. Negara memerlukan dana untuk menjaga
kelangsungan hidupnya, sehingga dapat mempertahankan fungsi sebagai pelindung
dan pengayom rakyat. Dana tersebut juga
diperlukan untuk menjamin kelangsungan pembangunan negara menuju satu bentuk negara yang
modern dan maju sebagai cita-cita pembangunan nasional.
Apabila generasi pertama tadi memberikan harta yang
paling berharga yaitu nyawanya untuk meraih kemerdekaan, maka apa yang bisa
generasi sekarang berikan kepada negara agar bisa meraih cita-cita pembangunan
nasionalnya. Jawaban yang paling tepat adalah mereka harus memberikan yang
terbaik yang dimiliki, yaitu kekayaan, melalui pajak yang mereka bayar. Dengan
memberikan sebagian kekayaan yang dimiliki tadi, maka dapat dipastikan tujuan
negara yang akan dicapai dengan proses pembangunan akan dapat dicapai, sebagaimana
kemerdekaan negara ini yang hanya bisa diraih dengan pengorbanan
harta yang paling berharga, yaitu nyawa para pahlawan kita.
Apa yang terjadi apabila
generasi sekarang masih enggan untuk memberikan sebagian kekayaannya kepada
negara dengan membayar pajak? Mungkin jawabannya adalah sama saja kita tidak
mencintai negara ini dan membiarkannya hancur karena tidak bisa menjaga
kelangsungan hidupnya.