Acara selanjutnya adalah sambutan Kepala Desa Ujung Waktu, untuk itu kepada Bapak Widyo Nugroho, waktu dan tempat kami persilakan.
Itu adalah sepenggal kalimat yang sering kita dengarkan ketika pembawa acara mempersilakan seseorang untuk memberikan sambutan atau ceramah dalam sutau acara. Sekilas kalimat tersebut tidak ada yang salah, terlebih lagi kalimat tersebut sudah merupakan kalimat yang biasa diucapkan oleh pembawa acara. Telinga kita pun sudah tidak akan merasakan sesuatu yang aneh dan salah atas kalimat tersebut.
Apabila kita cermati, pemilihan kata dalam kalimat tersebut tidak adalah tidak tepat. Marilah kita baca pelan-pelan dan coba kita pahami. Pemilihan kata dalam kalimat tersebut salah karena seolah-olah yang dipersilakan adalah waktu dan tempat, padahal maksud an tujuan dari pembawa acara adalah mempersilakan seseorang yang diminta untuk memberikan sambutan dalam acara tersebut. Mungkin pendengar pun tidak akan sampai detail memperhatikan kata demi kata dan memastikan kalimat itu benar, apalagi kemudian melakukan protes kepada pembawa acara.
Kebanggaan sebagai bangsa seharusnya tidak hanya karena mempunyai bahasa nasional, tetapi meliputi kebanggaan bisa berbahasa dengan baik dan benar. Apakah tidak sebaiknya pembawa acara mengucapkan kalimat berikut ini
Acara selanjutnya adalah sambutan Kepala Desa Ujung Waktu. Bapak Widyo Nugroho kami persilakan menuju tempat yang telah disediakan.
Penggunaan kalimat atau kata yang kurang tepat sering kita temui hampir setiap hari. Ketidaktepatan tersebut disebabkan oleh pemilihan kata yang salah dan tidak perlu dalam menyampaikan maksud dari si pembuat kalimat. Penulis pernah mendengar seorang pembawa acara berita olahraga menyampaikan berita terkait Liga Super Indonesia, kesebelasan A menang tiga kosong tanpa balas atas kesebelasan B atau atau kalimat ini, kesebelasan Liverpool mampu menahan imbang tanpa gol kesebelasan Sparta Praha
Pada kalimat pertama, pembawa cara seharusnya tidak menggunakan kata yang tidak perlu karena mempunyai arti yang sama. Pembawa acara seharusnya tidak perlu mengucapkan kata tanpa balas karena pengertian tanpa balas adalah tidak mencetak gol atau kosong, sehingga kalimat yang tepat adalah kesebelasan A menang tiga kosong atas kesebelasan B. Terkadang pembawa acara tersebut ingin menggunakan kalimat yang agak lain dengan tujuan memberikan variasi kalimat dan penekanan kesan tidak adanya perlawanan dari kesebelasan B, maka kalimatnya dapat diagnti dengan kesebelasan A menang tiga gol tanpa balas atas kesebelasan B. Walaupun berbeda, maksud dan inti dari kedua kalimat sebenarnya sama.
Pada kalimat kedua, maksud dari kalimat tersebut adalah pembawa acara ingin menyampaikan informasi bahwa Liverpool bermain imbang tanpa gol melawan Sparta Praha. Saya berpendapat walaupun maksud kalimatnya adalah seperti itu namun pemakaian kata menahan dalam kalimat tersebut kurang tepat. Menahan, biasanya dilakukan sebuah kesebelasan yang posisinya lebih tidak diunggulkan dibandingkan kesebelasan lawan tandingnya. Dalam kancah persepakbolaan Eropa, kita tahu bahwa peringkat Liverpool berada di atas Sparta Praha atau paling tidak Liverpool lebih diunggulkan. Terdapat juga pemakaian dua kata yang mempunyai arti sama, yaitu imbang dan tanpa gol. Jadi menurut saya kalimat yang tepat adalah adalah kesebelasan Sparta Praha mampu menahan tanpa gol kesebelasan Liverpool.
Pemilihan kata dalam sebuah kalilmat tidak semata-mata didasarkan pada apa maksud dan tujuan informasi yang disampaikan dalam kalimat tersebut. Kita perlu juga melihat informasi lain yang mungkin tersembunyi di balik infomasi tadi, sehingga pilihan kata menjadi tepat. Lalu bagaimana kalimat yang tepat untuk menggambarkan kekalahan Indonesia atas Turkmenistan pada pertandingan pra-olimpiade tadi malam, atau kekalahan Inter Milan dari Bayen Muenchen pada pertandingan Liga Champions dini hari tadi.
tulisanku, 24-02-20011, 07.28 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar