Salah satu sifat pemimpin yang sulit dicari saat-saat ini adalah pemimpin yang rendah hati. Pemimpin yang rendah hati adalah pemimpin yang memposisikan dirinya sebagai bagian dari sekelompok manusia dalam organisasi sehingga mampu memberikan dorongan dan bimbingan kepada orang-orang yang dipimpinnya, tanpa ada rasa canggung untuk memberikan penghargaan dan hak-haknya.
Seperti akar katanya, pemimpin berasal dari kata pimpin yang mendapat imbuhan em. Salah satu arti kata pimpin dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah memegang tangan seseorang sambil berjalan untuk menuntun atau menunjukkan. Berangkat dari makna pimpin yang berarti memegang tangan seseorang untuk menuntun, dapat dikatakan bahwa apabila dilihat dari kesamaan saat gerak antara pemipim dan orang yang dipimpin, maka seorang pemimpin harus mempunyai posisi gerak yang sama. Mereka akan berjalan bersama-sama karena pemimpin akan bergerak mengikuti orang-orang yang dituntunnya. Pemimpin bukanlah orang yang berpikir hanya mempunyai hak untuk memerintah dan memiliki otoritas untuk meminta orang lain melakukan sesuatu. Ketika makna kepemimpinan hanya dipersempit sebagai sebuah otoritas untuk bisa menggerakkan bawahannya maka akan timbul sebuah konsep bahwa pemimpin harus pandai dan mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain.
Menjadi pemimpin yang rendah hati memerlukan sebuah proses. Rendah hati adalah sebuah moralitas yang kedudukannya sangat tinggi dalam sebuah kepemimpinan. Menjadi pemimpin adalah saat seseorang terpilih diantara orang-orang lain untuk menjadi pihak yang dianggap lebih baik dibandingkan dengan yang lain. Dan saat itulah sebenarnya, seorang yang terpilih tadi diuji apakah dia mampu menghilangkan sikap lebih baik dan lebih tinggi ketika ia memandang orang lain yang tidak terpilih. Mampukah ia menggantinya dengan sikap rendah hati.
Jim Collins (2005) seperti ditulis oleh Fatchiah E. Kertamuda dalam rubrik Spirit Bisnis Indonesia Weekend, menyatakan bahwa pemimpin yang hebat adalah pemimpin yang mampu mengkombinasikan karakter rendah hati sebagai manusia dan sikap profesional sebagai seorang pemimpin, yang ia disebut dengan istilah executive. Untuk medapatkan level tersebut, seorang pemimpin harus melalui level-level sebelumnya. Menjadi pemimpin yang mempunyai karakter rendah hati dan profesional, seorang pemimpin harus melalui empat level dalam proses kepemimpinannya.
Level ke-1 adalah highy capable individual. Pada level ini, seorang pemimpin akan diuji kemampuan dan keterampilannya untuk memberikan kemajuan bagi organisasi yang dipimpinannya. Level ke-2 adalah contributing team member, yang mana seorang pemimpin dituntut agar mampu bekerja dalam sebuah tim dan bersama-sama melakukan usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Level ke-3 adalah competent manager, yang mana seorang pemimpin mampu mengorganisasi orang-orang yang dipimpinnya agar secara efektif dan efisien mampu meraih visi dan misi organisasi. Level ke-4 adalah effective leader. Pada level ke-4 ini, pemimpin harus mampu selalu memberikan motivasi dan semangat kerja kepada orang-orang yang dipimpinnya untuk memperoleh hasil yang optimal. Pemimpin yang hebat adalah ketika seorang pemimpin mampu melewati keempat level kepemimpinan tadi dan mampu menjadi pemimpin profesional yang rendah hati (humble).
Menjadi pemimpin yang rendah hati adalah sulit dan butuh perjuangan. Ia harus berusaha untuk bisa melewati kualifikasi-kualifikasi yang ditentukan pada level-level di bawahnya. Sulit bukan berarti tidak mungkin. Rendah hati adalah suatu sifat mulia yang bisa ditimbulkan dengan melatih seseorang untuk selalu bijaksana, tidak sombong, peduli kepada orang lain dan ikhlas dalam menjalanakan kepemimpinanannya. Sifat-sifat tersebut sebenarnya merupakan sifat dasar manusia yang mudah dan sederhana untuk diaplikasikan dalam proses kepemimpinannnya. Yang jelas, dengan selalu membiasakan mengendalikan diri dengan sifat-sifat ikhlas, peduli, berempati dengan orang-orang yang dipimpinannya maka dengan sendirinya akan memunculkan sifat rendah hati dalam karakter kepemimpinannya.
Sifat rendah ahti yang melekat kepada sebuah kepemimpinan akan melahirkan sebuah perilaku yang merupakan cerminan dari sifat positif pribadinya dan akan mampu membangkitkan semangat bekerja pada orang-orang yang dipimpinnya. Kita tidak bisa pungkiri bahwa memang banyak faktor yang membentuk sebuah karakater seorang pempimpin yang hebat, namun dengan rendah hati, paling tidak akan menjadi salah satu faktor penentu dalam mensukseskan amanah yang diberikan kepadanya sebagai seorang pemimpin.
tulisanku, 06-05-2011, 11.00 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar