![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgm5Y4xtAUWfW9ADlI8nZVH_SWNs5iH8NyNIeXVCl8GJxLnLjjVJAz8ww2LZ3CnhdARKLqwFmrl_snw5fgjM-cIU-y1qVNICa4AE6hnZYcvlW-e05xYZzXNiYN6IDulPzhOpiNkr8iLrO1t/s200/berdoa-tapi-tak-dikabulkan.jpg)
Berdoa adalah hal yang sangat manusiawi. Doa akan dilakukan oleh seorang manusia yang mengakui adanya sebuah kekuatan besar, yang benama Allah, di balik perjalanan umat manusia. Kalau kita mencoba berhitung dalam sehari, berulang kali kita berdoa kepada Allah dengan berbagai macam permohonan. Bagi yang sedang mendapatkan sebuah musibah, tentunya dia akan berdoa agar musibahnya dapat segera berakhir; bagi yang sedang akan menempuh sebuah ujian maka ia akan berdoa agar ia lulus dalam ujian tersebut; bagi yang sedang merasa kekurangan rejeki maka ia akan berdoa agar lebih dimurahkan rejekinya. Semua akan melantunkan sebuah permohonan sesuai yang menjadi harapannya.
Ketika manusia memiliki keinginan yang kuat untuk mendapatkan sesuatu sesuatu dari Tuhannya, maka harapan kepada Tuhannya akan sangat dominan dalam hatinya. Harapan yang kuat inilah yang akan menciptakan sebuah energi yang besar sehingga menjadikan doanya benar-benar khusyu’ dia sampaikan kepada Tuhannya. Orang yang sedang menghadapi sebuah ujian kelulusan, yang mungkin akan menentukan masa depannya, maka dia akan berdoa dengan energi yang luar biasa untuk bisa mendapatkan harapannya tersebut. Orang yang sudah berumur tetapi belum juga mendapatkan jodohnya maka dia akan berdoa dengan energi dan harapan yang luar biasa besar untuk mendapatkan jodohnya. Harapan yang menggebu tadi akan menciptakan energi khusyu’ dalam doanya. Energi inilah yang tentu saja akan menambah kekuatan doa di hadapan Sang Pencipta. Dan Insya Allah, dengan kekuatan harapan dan kesungguhan dalam doa inilah, Allah tidak akan memalingkan wajah-Nya.
Ketika manusia berada dalam kondisi yang nyaman, berdoa terkadang hanya merupakan sebuah aktivitas ritual yang rutin dikerjakan sebagai bentuk penyempurna ibadah pokok. Berdoa sehabis melakukan ibadah sholat adalah sesuatu yang harus dilakukan. Hal ini didorong bukan karena kebutuhan namun lebih karena merupakan kebiasaan yang umum dilakukan. Ketika doa hanya sebagai sebuah rutinitas dalam keseharian, maka doa hanya akan mengalilr tanpa makna. Doa hanya akan menjadi sebuah ucapan tanpa bobot dan bacaan yang tidak mempunyai energi untuk meminta kepada Tuhannya. Doa-doa yang keluar dari mulut hanyalah sebuah kalimat yang mempunyai nada teratur tanpa ada tekanan-tekanan makna. Kalau sudah seperti ini, bagaimana Allah akan mendengarkan, apalagi mengabulkan, ketika doa hanyalah sebatas ritual tanpa harapan dan tanpa makna.
Menciptakan sebuah kekuatan dalam doa dengan energi yang ditimbulkan melalui harapan yang kuat, tidaklah mudah. Ketika manusia berada dalam kondisi yang serba kecukupan dan nyaman, ia harus tetap mampu menciptakan energi dalam doanya. Kalau tidak, doa tersebut hanya terjebak dalam sebuah rutinitas saja. Bagaimana caranya memunculkan energi dalam doa? Dalam sebuah kajian Ramadhan di sebuah masjid, seorang ustadz mengatakan, ciptakan energi kekhusyu’an dalam doa kita dengan membayangkan dalam pikiran kita, apa-apa saja yang kita doakan kepada Allah.
Saya yakin, semua orang pasti selalu berdoa untuk keluarganya, untuk suami/istri dan anak-anaknya. Bagaimana agar doa untuk keluarga kita benar-benar mempunyai energi yang kuat sehingga doa itu khusyu’, penuh penghayatan dan pengharapan serta benar-benar keluar dari hati kita? Hanya ada satu cara, bayangkan wajah mereka satu persatu. Bayangkan wajah istri/suami kita, bayangkan betapa dia adalah orang yang kita cintai; bayangkan bahwa dia adalah orang yang sangat berharga dalam kehidupan kita; bayangkan bahwa dia adalah orang yang kita harapkan dapat bersama-sama menjalani hidup ini untuk medapatkan ridlo-Nya. Barulah kita ungkapkan doa kita untuk suami/istri kita kepada Allah dengan sepenuh pengharapan kita.
Ketika kita berdoa untuk anak kita. Bayangkan wajah mereka satu persatu. Bayangkan bahwa kita tidak berdaya dalam mendidik mereka tanpa hidayah dari Allah; bayangkan bahwa mereka sesungguhnya tidak berdaya tanpa perlindungan dari Allah. Sebut dan bayangkan satu persatu nama dan wajah anak kita, dan kemudian berdoalah untuk masing-masing anak-anak kita. Karena terkadang setiap anak mempunyai karakter yang berbeda, dan kita pun perlu secara khsusus untuk memberikan doa yang berbeda kepada masing-masing dari mereka. Uangkapkan dengan penuh maka dan harapan, Insya Allah kekuatan doa akan muncul dengan sendirinya.
Ketika kekuatan harapan benar-benar dapat dihadirkan dalam sebuah doa, maka yang keluar adalah permintaan dari sebuah hati yang ikhlas dari seorang hamba yang tidak berdaya di hadapan Tuhannya. Kekuatan inilah yang akan menjadikan doa mempunyai daya permintaan yang kuat dan tentunya Allah pun akan tidak segan-segan untuk mengabulkan permintaannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar