Rabu, 18 Oktober 2017

BUAH DEDIKASI

Pagi ini saya teringat sebuah kisah yang menjadi intro dalam sebuah buku tentang leadership (kepemimpinan). Kalau tidak salah, salah satu karakteristik orang yang mempunyai jiwa leadership adalah dia mempunyai sikap dedikasi, profesional dan kemampuan melayani yang luar biasa optimal.

Yang saya ingat adalah namanya George Bosch (mudah diingat karena saya punya mesin bor merknya Bosch), seorang pekerja kecil di sebuah hotel di Amerika (nama kotanya lupa). Suatu malam jam 1.30, ia kedatangan sepasang kakek dan nenek dari New York yang ingin menginap di hotel tempat Bosch bekerja, tapi semua kamar penuh. Sayangnya pula, semua hotel-hotel penuh karena ada 2 acara besar bersamaan di kota itu. Bosch kemudian tak sampai hati menolak si kakek nenek ini, mereka nampak sangat membutuhkan pertolongan. Bosch mengambil inisiatif mulia, ia persilahkan kamar pegawai yang satu-satunya yang tersedia untuk dia dan dispersilakan untuk si kakek nenek tersebut. Si kakek nenek tertolong.

Keesokan paginya, Bosch melayaninya sepenuh hati, membersihkan kamarnya, menyiapkan sarapan, mengangkat koper, mengambilkan taxi untuk ke bandara.Ketika mau masuk taksi si kakek berbisik kepada Bosch, "Jika suatu ketika nanti aku mendirikan hotel di New York, aku akan panggil engkau jadi GM disana." Itu saja yang diucapkan si kakek dengan penuh rasa haru dan terima kasih yang tak terhingga. Bosch pun menganggap hal tersebut hanya candaan saja.

Suatu hari, Bosch mendapat sepucuk surat, dan dibacanya. "Bosch, ingatkah engkau akan aku, 2 tahun lalu, ketika engkau menolong kakek nenek di malam hari jam 1.30 tanpa tumpangan? Berangkatlah ke New York minggu depan dengan tiket yang sudah aku siapkan." Setibanya di airport New York, si kakek nenek ini gantian yang menjemput si George dan membawanya ke tengah-tengah kota New York, "George maukah engkau mengelola hotelku ini sebagai GM?" Jawab George terheran-heran dan tidak percaya.

(Untuk lebih tepatnya aku coba googling, dan kalau google tidak salah), akhirnya Bosch bekerja sebagai GM pertama di hotel bintang lima termegah pertama di New York th 1965, yang bernama Hotel Waldrof Astoria New York yang dimiliki oleh kakek itu William Waldrof Astor. Itulah makna indah dari sikap dedikasi, profesionalitas dan pelayanan yang dilakukan secara prima pada hal yang kecil yang kemudian menjelma menjadi keberhasilan/kekuasaan yang besar.

Dedikasi, profesionalisme dan pelayanan yang maksimal akan menghasilkan keberhasilan yang maksimal, tapi tentunya berbeda-beda bentuknya tergantung di mana kita memberikan dedikasi dan pelayanan kita. Setiap apapun yang kita usahakan sekarang, itulah garis hidup kita di masa depan.

Wallaahu a’lam

sumber foto : google.com

ANTARA SEHAT DAN KUAT

Sebuah hadits masyhur riwayat Imam Muslim mengatakan mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dibandingkan dengan mukmin yang lemah. Tidak diperdebatkan bahwa kuat dalam haidts ini adalah berkaitan dengan fisik.

Ada istilah kuat dan sehat. Boleh dapat dikatakan bahwa kuat adalah tahap berikutnya setelah sehat. Lalu apa arti kuat dalam hadits di atas? Itu adalah perkataan Rasulullah, sehingga tidak salah bila kita memberi arti kuat mengacu pada pribadi Rasulullah.

Ingat nama Rukanah bin Abdu Yazid. Jawara gulat Mekkah pada zaman Rasulullah. Diceritakan fisiknya tinggi besar, tenaganya kuat, lincah dan jago berkuda. Dia tidak terkalahkan, sampai Rasulullah bisa mengalahkannya, bahkan karena tidak percaya, Rukanah menantang dua kali dan dua kali juga dia tumbang.

Itulah definisi kuat dari orang yang mengeluarkan istilah kuat. Berat memang, karena butuh fisik yang luar biasa untuk mengalahkan jawara gulat. Tapi sebelum bicara kuat, kita turunlan levelnya dulu, kita bicara sehat.

Sehat bisa diperoleh dengan kombinasi makanan sehat dan olahraga yang cukup. Makan adalah kebutuhan, makanan sehat? Itu tinggal penyesuaian, saya berpendapat cukup mudah. Bagaiamana dengan olahraga? Nah ini yang ini agak berat.

Bagi yang belum terbiasa, berat untuk memulai, kalau sudah mulai, 5-10 menit olahraga pasti merasa sudah capek. Akhirnya berhenti angka durasi tersebut. Kenapa?

Ada satu rahasia yang perlu anda ketahui. Menurut penggiat olahraga, hormon endorphin (orang menyebutnya sebagai hormon bahagia) baru keluar setelah kita berolahraga 22 menit. Hormon inilah akan membuat anda senang dan bahagia, sehingga merangsang anda untuk terus melakukan aktivitas olahraga tersebut. Makanya setelah 22 menit, bukannya anda menjadi bosan tapi semakin anda bahagia dan bersemangat berolahraga.

Simpulannya olahragalah, kejar durasi 22 menit itu, dapatkan bahagia, dapatkan sehat, dan istiqomahlah, karena konsistensi berolahraga akan membuat kita menjadi mukmin yang kuat.

sumber foto : detikhealth