Sebuah kebakaran terjadi di sebuah apartemen di kota Amsterdam. Api sudah menjilat hampir seluruh bangunan, dan lima mobil pemadam kebakaran serta puluhan petugasnya sudah dikerahkan, namun api juga belum dapat dipadamkan. Tiba-tiba dari lantai 12 apartemen tersebut muncul seorang ibu berteriak minta tolong sambil menggendong bayinya. Melihat ibu tadi, kemudian petugas pemadam kebakaran menyiapkan alat berupa matras untuk menangkap si bayi, dan meminta ibu tadi melemparkan bayi ke arah matras yang sudah disiapkan tersebut. Tapi si ibu tadi tidak percaya dengan kemampuan petugas dan alat tadi, dia meminta agar dipanggilkan penjaga gawang Belanda Edwin van Desar untuk menangkap bayi yang siap dilemparkannya (rupanya ia lebih percaya kesigapan kiper Manchester United itu).
Beberapa saat kemudian datanglah Van De Sar, dan dia pun bersiap menangkap bayi tadi. Melihat sang idolanya datang dan sudah siap, ibu tadi kemudan melamparkan bayinya, dan ....terbanglah Van De Sar menangkap bayi tadi. Semua orang terperangah dan bertepuk tangan. Namun tiba-tiba semua orang terdiam, karena setelah menangkap bayi tadi, begitu sanga kiper melihat petugas pemadam kebakaran dengan seragam oranye (dikira adalah pemain penyerang kesebelasan Belanda), Van De Sar menendang bayi tadi ke arah petugas, dan karena petugas tidak siap maka bayi tadi..(ndak usah diteruskan).
Itu hanyalah cerita khalayan saja, tidak pernah terjadi. Namun yang akan saya sampaikan adalah bagaimana tentang kebiaasan kiper dilatih setiap hari, ketika menangkap bola dan melihat kawan ada di depan menyerang maka dia akan langsung menendang bola tersebut ke arah kawannya tersebut. Itulah yang harus dilakukan oleh seorang kiper, sehingga ketika ada kesempatan secara ‘tidak sadar’ dengan otomatis dia akan lakukan sesuai dengan kebiasaan latihannya.
Kebiasaan adalah sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang pada suatu kondisi yang sama. Misalnya setiap pagi kita minum kopi, maka minum kopi di pagi hari akan menjadi kebiasaan; setiap mandi kita gosok gigi maka gosok gigi akan menjadi kebiasaan. Secara ekstrim, kebiasaan terbagi menjadi 2 yaitu kebiasaan jelek dan kebiasaan buruk. Apabila Anda bepergian mengendarai mobil, tiba-tiba di tengah jalan ‘kebelet’ buang air kecil, maka apa yang Anda lakukan? Jawabannya adalah tergantung kebiasaan Anda. Ada yang segera mencari musholla atau masjid yang ada toiletnya, atau mungkin Anda berhenti dipingir jalan kemudian buka pintu depan mobil Anda dan kemudian buang air kecil dibalik pintu tersebut. Apa yang kita lakukan adalah apa yang biasa atau sering kita lakukan apabila dalam kondisi tersebut atau sesuatu yang sudah terekam dalam otak kita.
Saya pernah membaca sebuah penelitian bahwa kepribadian seseorang dapat dibaca dari kebiasaan orang tersebut. Orang yang mempunyai kebiasaan kurang baik maka kemungkinan besar orang tersebut punya akhlak yang kurang baik juga, dan sebaliknya. Misalnya orang yang punya kebiasaan ‘ngupil’ atau meludah sembarangan, maka kemungkinan besar dia mempunyai gaya kehidupan yang tidak bersih atau agak jorok. Kenapa orang sering tidak sadar ‘ngupil’ dan menjadi kebiasaan? Karena dia sudah menjadikan hal tersebut menjadi rutinitas yang dilakukan bila hidungnya terasa tidak nyaman.
Allah menawarkan pahala yang luar biasa di bulan Ramadhan. Dengan pahala yang melimpah tersebut mempunyai tujuan agar manusia bersemangat untuk beribadah di bulan Ramadhan. Maka kita kan melihat betapa banyak orang berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya pada bulan tersebut. Bahkan mereka memasang target-target tertentu, misalnya membaca Al Qur’an dengan target khatam 2 atau 3 kali, setiap malam menjalankan shalat malam, setiap hari berinfaq dengan target Rp. 10 juta dalam satu bulan dan masih banyak lagi. Alah pun memberikan kesempatan sampai satu bulan penuh, jangka waktu yang lumayan lama.
Ada satu sisi ‘harapan’ dari Allah dalam satu bulan tersebut, yaitu manusia diminta Allah untuk belajar ‘terbiasa’dengan amal-amal sholeh. Karena kita terobsesi dengan pahala yang besar selama satu bulan, kita mungkin tidak sadar bahwa kita tiap hari membaca Al Qur’an, tiap hari shalat malam dan tiap hari berinfaq. Ketidaksadaran itulah yang akan membuat kita merasa ringan melaksanakan amal badah tersebut, tanpa ada perasaan berat sehingga akan menjadi melahirkan suatu kebiasaan yang baik. Perbuatan apapun, walaupun itu berat apapbila sudah menjadi kebiasaan akan terasa ringan. Pada hari-hari pertama Ramadhan, puasa akan terasa berat, akan tetapi ketika sudah menjadi biasa maka akan terasa ringan.
Karena amal-amal ibadah tadi sudah menjadi sesuatu yang rutin kita lakukan pada Ramadhan, diharapkan akan tetap menjadi kebiasaan yang dilakukan juga ketika Ramadhan telah usai. Ramadhan hanyalah sebagai bulan pembelajaran untuk menjadi biasa, dan kebiasaan itu sendiri yang seharusnya secara ‘tidak kita sadari’ akan terus kita lakukan pada bulan-bulan setelah Ramadhan. Dengan mempertahankan kebiasaan baik pada bulan-bulan berikutnya maka secara tidak kita sadari pula, kepribadian baik akan terbentuk pada diri kita.
Wallahu a’lam bish-shawab
Pengadegan, Ramadhan 1431 H, hari ke-28 (untuk tetap semangat)
Beberapa saat kemudian datanglah Van De Sar, dan dia pun bersiap menangkap bayi tadi. Melihat sang idolanya datang dan sudah siap, ibu tadi kemudan melamparkan bayinya, dan ....terbanglah Van De Sar menangkap bayi tadi. Semua orang terperangah dan bertepuk tangan. Namun tiba-tiba semua orang terdiam, karena setelah menangkap bayi tadi, begitu sanga kiper melihat petugas pemadam kebakaran dengan seragam oranye (dikira adalah pemain penyerang kesebelasan Belanda), Van De Sar menendang bayi tadi ke arah petugas, dan karena petugas tidak siap maka bayi tadi..(ndak usah diteruskan).
Itu hanyalah cerita khalayan saja, tidak pernah terjadi. Namun yang akan saya sampaikan adalah bagaimana tentang kebiaasan kiper dilatih setiap hari, ketika menangkap bola dan melihat kawan ada di depan menyerang maka dia akan langsung menendang bola tersebut ke arah kawannya tersebut. Itulah yang harus dilakukan oleh seorang kiper, sehingga ketika ada kesempatan secara ‘tidak sadar’ dengan otomatis dia akan lakukan sesuai dengan kebiasaan latihannya.
Kebiasaan adalah sesuatu yang dilakukan secara berulang-ulang pada suatu kondisi yang sama. Misalnya setiap pagi kita minum kopi, maka minum kopi di pagi hari akan menjadi kebiasaan; setiap mandi kita gosok gigi maka gosok gigi akan menjadi kebiasaan. Secara ekstrim, kebiasaan terbagi menjadi 2 yaitu kebiasaan jelek dan kebiasaan buruk. Apabila Anda bepergian mengendarai mobil, tiba-tiba di tengah jalan ‘kebelet’ buang air kecil, maka apa yang Anda lakukan? Jawabannya adalah tergantung kebiasaan Anda. Ada yang segera mencari musholla atau masjid yang ada toiletnya, atau mungkin Anda berhenti dipingir jalan kemudian buka pintu depan mobil Anda dan kemudian buang air kecil dibalik pintu tersebut. Apa yang kita lakukan adalah apa yang biasa atau sering kita lakukan apabila dalam kondisi tersebut atau sesuatu yang sudah terekam dalam otak kita.
Saya pernah membaca sebuah penelitian bahwa kepribadian seseorang dapat dibaca dari kebiasaan orang tersebut. Orang yang mempunyai kebiasaan kurang baik maka kemungkinan besar orang tersebut punya akhlak yang kurang baik juga, dan sebaliknya. Misalnya orang yang punya kebiasaan ‘ngupil’ atau meludah sembarangan, maka kemungkinan besar dia mempunyai gaya kehidupan yang tidak bersih atau agak jorok. Kenapa orang sering tidak sadar ‘ngupil’ dan menjadi kebiasaan? Karena dia sudah menjadikan hal tersebut menjadi rutinitas yang dilakukan bila hidungnya terasa tidak nyaman.
Allah menawarkan pahala yang luar biasa di bulan Ramadhan. Dengan pahala yang melimpah tersebut mempunyai tujuan agar manusia bersemangat untuk beribadah di bulan Ramadhan. Maka kita kan melihat betapa banyak orang berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadahnya pada bulan tersebut. Bahkan mereka memasang target-target tertentu, misalnya membaca Al Qur’an dengan target khatam 2 atau 3 kali, setiap malam menjalankan shalat malam, setiap hari berinfaq dengan target Rp. 10 juta dalam satu bulan dan masih banyak lagi. Alah pun memberikan kesempatan sampai satu bulan penuh, jangka waktu yang lumayan lama.
Ada satu sisi ‘harapan’ dari Allah dalam satu bulan tersebut, yaitu manusia diminta Allah untuk belajar ‘terbiasa’dengan amal-amal sholeh. Karena kita terobsesi dengan pahala yang besar selama satu bulan, kita mungkin tidak sadar bahwa kita tiap hari membaca Al Qur’an, tiap hari shalat malam dan tiap hari berinfaq. Ketidaksadaran itulah yang akan membuat kita merasa ringan melaksanakan amal badah tersebut, tanpa ada perasaan berat sehingga akan menjadi melahirkan suatu kebiasaan yang baik. Perbuatan apapun, walaupun itu berat apapbila sudah menjadi kebiasaan akan terasa ringan. Pada hari-hari pertama Ramadhan, puasa akan terasa berat, akan tetapi ketika sudah menjadi biasa maka akan terasa ringan.
Karena amal-amal ibadah tadi sudah menjadi sesuatu yang rutin kita lakukan pada Ramadhan, diharapkan akan tetap menjadi kebiasaan yang dilakukan juga ketika Ramadhan telah usai. Ramadhan hanyalah sebagai bulan pembelajaran untuk menjadi biasa, dan kebiasaan itu sendiri yang seharusnya secara ‘tidak kita sadari’ akan terus kita lakukan pada bulan-bulan setelah Ramadhan. Dengan mempertahankan kebiasaan baik pada bulan-bulan berikutnya maka secara tidak kita sadari pula, kepribadian baik akan terbentuk pada diri kita.
Wallahu a’lam bish-shawab
Pengadegan, Ramadhan 1431 H, hari ke-28 (untuk tetap semangat)
2 komentar:
Wah wah wah.. ramadhan wingi menghasilkan dua postingan tho? duh.. aku malah blank gak iso nulis ki.
http://masker-masker.blogspot.com
Wah wah wah.. ramadhan wingi menghasilkan dua postingan tho? duh.. aku malah blank gak iso nulis ki.
http://masker-masker.blogspot.com
Posting Komentar