Selasa, 10 Mei 2011

Jadikan Kekurangan sebagai Kelebihan..!

Pada suatu waktu, seorang suami terpaksa meninggalkan istri dan keluarganya. Kepergian si suami dikarenakan menerima SK pemindahan ke kota yang jaraknya harus ditempuh dengan bis selama 5 jam. Dengan kondisi seperti itu sang suami hanya bisa mengunjungi keluarganya setiap akhir pekan. Selama ini, untuk pergi ke kantor suami dan istri tersebut berbocengan dengan sepeda motor, karena kebetulan kantor istri dan suaminya berdekatan. Begitu sebaliknya ketika pulang kantor, si suami akan menjemput istrinya terlebih dulu untuk kemudian bersama-sama pulang ke rumah. Kenapa seperti itu? Ternyata si istri selama ini tidak bisa naik motor atau lebih tepatnya tidak mempunyai keberanian naik motor.

Jarak rumah keluarga tersebut ke kantor kurang lebih 15 km, apabila dia menggunakan kendaraan umum maka harus naik 2 s.d. 3 kali. Lama perjalanan bisa memakan waktu 1 jam lebih, belum lagi waktu yang digunakan untuk menunggu bisnya, apalagi satu-satunya bis yang menuju rumahnya tidak tentu waktunya. Sepeninggal suaminya, mengharuskan si istri sendiri dengan naik angkutan umum. Ia berangkat pagi-pagi sekali dan pulangnya pun sudah mulai gelap. Belum lagi sesampai di rumah masih harus membereskan rumah dan mengurusi anaknya yang masih berumur 3 tahun. Dapat dibayangkan betapa repotnya si istri tadi, ditambah juga si istri sedang hamil 6 bulan. Hampir tiap hari di awal-awal si suami di kota yang baru, komunikasi antara keduanya selalu mengenai bagaimana istri berangkat dan pulang hari itu, bagaimana kondisi rumah, anak-anak dan si kecil yang masih dikandungnya.

Sebenarnya si suami sudah sering memotivasi agar istrinya belajar dan berani naik sepeda motor. Berbagai alasan disampaikan si suami tentang manfaat kalau istrinya bisa dan berani naik motor. Dari alasan bisa menghemat waktu sampai alasan bisa lebih mobile (kemana-mana tidak terhambat dan tergantung orang lain), yang jelas banyak pekerjaan yang bisa dilakukan dalam waktu lebih singkat. Ada satu kalimat yang sering diyakinkan oleh si suami yaitu, “ Dik, sekali kamu mempunyai keberanian naik motor maka selanjutnya naik motor akan menjadi sesuatu yang sangat sederhana”. Namun tetap saja dengan berbagai alasan, si istri tidak menuruti apa kata suaminya.

Sampai akhirnya pada suatu malam dalam sebuah percakapan, seperti biasa si suami memberikan motivasi lagi kepada istrinya, dan yang membuat kaget suaminya malam itu adalah istrinya mau mencoba, walaupun sempat tarik ulur, akhirnya si suami mampu meyakinkan istrinya. Dan benar, pada hari itu, kalau tidak salah hari Senin, si istri pergi ke kantor dengan naik sepeda motor. Sampai di kantor si istri kemudian menelepon suaminya bahwa dia telah sampai di kantor dengan selamat. Dan benar, hanya butuh satu hari saja, hari hari berikutnya naik motor bukan menjadi sesuatu yang menakutkan bagi si istri tadi.

Suatu hal yang menjadi catatan dari peristiwa tadi adalah bahwa kekurangan seseorang akan menjadi pula sebagai kelebihannya. Seorang istri yang ditinggal jauh suaminya, tentunya sebuah kekurangan bagi istri, kalau dalam istilah Jawa disebut dengan “gothang”, istilah yang dipakai untuk seekor belalang yang kehilangan salah satu kaki panjangnya. Keterbatasan karena tidak didampingi oleh suaminya ternyata membangkitkan motivasi dalam dirinya untuk mengalahkan ketakutan yang selama ini mendekam dalam dirinya. Motivasi itu kan dipaksa muncul oleh sebuah kondisi keterbatasan . Barangkali, apabila suaminya tidak dipindahtugaskan ke luar kota, mungkin keberanian itu tidak akan muncul. Ibarat suatu pepatah yang pernah saya baca kursi empuk bikin ngantuk. Kondisi nyaman yang dirasakan secara terus menerus oleh seseorang akan membuat orang itu kehilangan motivasi untuk meraih sesuatu yang lebih berharga.

Ketika seseorang berada dalam sutu kondisi lemah atau kurang maka biasanya ia termotivasi untuk menjadi pribadi yang luar biasa. Ia tidak mau dikasihani karena keterbatasan dan kekurangan dirinya. Justru kekurangan itu digunakannya untuk meraih kelebihan. Sebuah keinginan yang sulit dinalar. Namun, saya menangkap bahwa keinginan itu akan tercapai. Mengapa? Karena motivasi akan melahirkan energi yang luar biasa dahsyatnya.

Keterbatasan tidak boleh menjadi penghalang untuk menjadi pribadi yang unggul. Kekurangan hendaknya memberikan semangat dan energi positif untuk menjadi sosok pribadi yang lebih mandiri dan mampu menjadi inspirasi bagi pribadi yang lain untuk lebih berprestasi.



untuk istriku, mengenang bulan Mei 8 tahun yang lalu...tetap semangat...jadikan kekurangan ini sebagai sebuah kelebihan..

2 komentar:

Mas Ote mengatakan...

ternyata Romantis juga Kanda ini.. Mudah-mudahan segera bisa boncengan lagi ngantornya.. dan di wilayah ngayogjokarto..

Anonim mengatakan...

perlu dimotivasi lagi, mas.. biar mobilnya ndak parkir terus di garasi! hehehe...