Terdapat hubungan erat antara makna puasa dengan makna sederhana. Makna kata puasa sendiri berarti mehanan, yaitu menahan dari sebuah aktivitas yang dihalalkan pada bulan-bulan selain bulan puasa, antara lain makan, minum dan berhubungan suami istri. Titik tekannya adalah menahan dari sesuatu perkerjaan yang selama ini dibolehkan. Sederhana sendiri dapat diartikan sebuah sikap menahan untuk mengkonsumsi sesuatu secara berlebihan padahal ia mampu memenuhi keinginannya tersebut. Disinilah salah satu tujuan ajaran puasa yang mendidik manusia untuk bisa berlaku hidup sederhana. Ketika manusia sudah mampu menyandang kesederhanaan dalam hidupnya, manusia akan mencapai sebuah posisi yang dihormati ketika dia masih hidup dan bahkan akan dikenang ketika dia sudah meninggal dunia.
Apabila kita baca sejarah, tokoh-tokoh yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan peradaan di dunia, umumnya adalah tokoh-tokoh yang gaya hidupnya sederhana. Mereka besar dan mempunyai pengaruh karena kebesaran jiwanya, kerendahan hati dari akhlaknya, dan tingginya cita-cita pemikirannya. Banyak dari mereka berasal dari kalangan negarawan atau politikus, ilmuwan, sastrawan dan pendidik. Mereka mampu membangun peradaban dunia ini dengan kesederhaannnya. Apabila kita pikir, sebenarnya dengan ketokohannya mereka sebenarnya mampu untuk bisa hidup berlebihan, mereka mampu mengemas hidupnya menjadi serba wah, namun mereka tidak mau mengambilnya karena mereka lebih percaya bahwa kemewahan jiwa dan kebesaran hatilah adalah yang akan membuat mulia. Sebutlah salah satu tokoh politik dan negarawan Ayatullah Khoemini atau penerusnya sekarang yaitu Ahmadinejad, presiden Iran. Keduanya adalah tokoh yang mampu menjadi pemimpn yang dicintai rakyat Iran dengan segala kesederhaannya. Mereka adalah tokoh politik yang memberikan contoh riil tentang makna sederhana, ketika semuanya sebenarnya bisa mereka dapatkan dengan mudah. Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana dengan pemimpin kita atau politisi kita saat ini?
Kasus Nazarudin adalah jawabannya. Banyak politisi kita yang terjebak dalam keinginan untuk tampil wah dengan mengemas penampilan luar sebagai sosok yang menurut mereka disegani dan berwibawa. Mereka rela melakukan apapun untuk mendapatkan sarana berupa harta yang akan digunakan untuk memoles dirinya agar menjadi pribadi yang dihormati dan dan memoles partainya agar menjadi partai besar yang diperhitungkan. Aiasan kepragmatisan adalah jawabannya, mumpung ada kesempatan maka kesempatan tersebut diambilnya dengan mengumpulkan pundi-pundi kekayaan.
Sebenarnya contoh kesederahaan sudah diberikan oleh para pejuang yang merebut dan mempertahankan kemerkdaan kita. Kebesaran mereka, mereka dapatkan bukan dari kekayaan meraka, karena mereka memang tidak memmpunyai harta berlimpah, namun dari kebesaran jiwa yang dia miliki dan keikhlasan dalam perjuangannya. Lain hanya dengan kebanyakan pejabat dan politisi kita, yang mereka berjuang untuk kebesaran lahiriah dan kepuasaan ekonomisnya. Mereka selalu bicara fasilitas, gaji, tunjangan dan hal-hal lainnya yang seolah-olah menjadi hak mereka setelah mereka menduduki jabatan tersebut, padahal prestasi kerja mereka pun tidak menonjol. Para pejuang kemerdekaan negeri ini berbeda 180 derajat. Dengan kebesaran jiwa dan kesederhaaannya, nama para pejuang akan tetap menghias sejarah melebih umur biologis yang mereka dapatkan sebenarnya.
Sudah saatnya para pemimpin dan politisi kita kembali merenungkan makna kepemimpinan. Pemimpin yang disegani dan dicintai rakyatanya adalah pemimpin yang sederhana, bukannya pemimpin yang bergaya hidup mewah. Semakin tinggi gaya hidupnya sebenarnya semakin jauh dia dengan rakyatnya. Kesederhaaan seorang nabi adalah senjata yang sangat ammpuh dalam menyampaikan pemikiran dan wahyu dari Tuhannya. Dibalik sederhananya, pikiran dan tindakannya selalu memberikan inspirasi dan pencerahan bagi ummatnya untuk bersungguh-sungguh dalam kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar