Kapankah biasanya kita memberi nasehat kepada anak kita?
Sudah dapat dipastikan bahwa tidak akan ada jawaban yang sama untuk setiap
orang tua. Masing-masing orang tua punya kebiasaan yang berbeda-beda.
Tulisan ini bukan untuk meminta pembaca mengikuti apa yang
saya lakukan terhadap anak saya. Saya hanya sekedar berbagi apa yang saya
lakukan, barangkali pas atau cocok dengan Anda.
Karena tuntutan tugas dan pekerjaan, dalam satu minggu saya
hanya bisa berinteraksi secara penuh dengan keluarga di dua hari akhir pekan.
Untuk itu saya mempunyai prinsip agar di dua hari tersebut menjadi waktu yang
berkualitas bagi kami. Setiap waktu yang ada di dua hari tersebut biasanya akan
saya manfaatkan untuk bisa berinteraksi dengan anak-anak.
Ketika anak sudah beranjak dewasa, ada kecenderungan
anak-anak sudah akan mempunyai rasa gengsi. Ketika kita memberikan nasehat didepan
adik atau kakaknya, karena pengaruh rasa gengsi tadi, mereka akan pasang sikap
untuk resisten. Oleh karena itulah kita harus cari momen yang tepat agar
nasehat yang akan kita berikan dapat diterima dengan lapang dada.
Salah satu kesempatan yang sebaiknya kita coba adalah ketika
ketika hanya berdua dengan dengan anak kita, dan saya punya kesempatan tersebut
ketika hari Sabtu pagi mengantarkannya ke sekolah. Pada saat itulah kami
merasakan ada sebuah interaksi yang maksimal dengan anak saya. Dalam satu
ruangan kabin mobil , atau kadang dalam satu sepeda motor, hanya ada saya dan
anak saya, saat itulah ada satu jalinan emosi yang kuat karena hanya ada 2
pribadi yang terlibat. Dalam suasana seperti itu, anak biasanya akan lebih
menghargai dan menerima apa yang disampaikan oleh ayahnya tanpa ada rasa
gengsi. Rasa gengsi akan sendirinya hilang pada saat itu, karena yang hadir dan
terlibat hanyalah dia dan ayahnya, yaitu seseorang yang harus dihormati dan
dihargai.
Saya biasanya banyak ngobrol dengan anak saya pada saat-saat
tersebut. Dan saya perhatikan anak saya cukup memberikan perhatian kepada saya,
hal itu bisa saya tangkap dari respon dia yang cepat atas pertanyaan ataupun
klarifikasi yang saya sampaikan. Anak akan mudah untuk diajak diskusi, dia
dengan leluasa menyampaikan ide dan gagasannya. Ketika sebuah nasehat harus dia
terima terima, biasanya setelah berfikir dan diskusi sesaat, dia pasti akan
menerima. Saya merasakan saat itu anak lebih terbuka, baik pikirannya maupun
keinginannya.
Itu cuma pengalaman saya, dan tidak ada salahnya untuk
dicoba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar