Kamis, 14 Januari 2016

KONYOLNYA MANUSIA

Ada kebiasaan-kebiasaan aneh yang dilakukan oleh manusia. Semua orang tahu bahwa kotoran yang terselip di antara kuku kaki dan bagian kulit adalah bau. Tapi kita sering melihat, atau bahkan kita sendiri melakukan hal yang konyol, yaitu masih mencium kotoran tersebut. Setelah mengutak-utik kuku dan mendapatkan sedikit kotorannya terkadang kita masih mendekatkan ke hidung untuk memastikan bahwa benda itu berbau. Kita pun yakin tanpa kita membau pun sebenarnya benda itu sudah pasti bau.

Ketiak adalah suatu tempat yang cepat mengeluarkan keringat. Karena posisinya merupakan lipatan antara lengan atas dan badan kita, tempat tersebut biasanya lembab dan menjadi sumber munculnya bakteri yang mengakibtkan bau badan. Makanya sumber bau badan yang disebabkan oleh keringat biasanya biasanya berasal dari ketiak kita. Namun apa yang kita lakukan, sudah tahu bahwa ketika kita berkeringat maka ketiak kita bau, kenapa masih juga melakukan tindakan bodoh, ketika badan terasa bau maka kita mencium ketiak.

Cicak paling suka berkeliaran di musholla atau masjid. Dan biasanya ia akan tinggalakn kotoran yang jatuh ke lantai. Ketika ada sebuah kotoran, dan kita sudah yakin bentuknya itu adalah kotoran cicak maka biasanya kita akan singkirkan. Kebiasaan anak-anak di musholla saya, mereka langsung mengambil kotoran cicak yang sudah kering tersebut kemudian membuangnya. Dan anehnya untuk memastikan mereka pun masih mencium kotoran tersebut.

Itulah kekonyolan manusia. Atau mungkin bisa juga disebut dengan bodohnya manusia. Mencium kotoran-kotoran tadi adalah salah satu bentuk jungkir baliknya logika manusia. Sudah tahu bau masih juga diciumnya.

Penangkapan (lagi) oleh KPK terhadap salah seorang anggota DPR bernama  Damayanti Wisnu Putranti (DWP)  yang baru saja terjadi (walapun beritanya kalah seru dengan ledakan bom di Sarinah) adalah salah satu bentuk kebdodohan manusia. Itu adalah penangkapan kesekian kali terhadap anggota DPR. Bahkan mungkin sudah puluhan politisi, pejabat, birokrat yang ditangkap karena urusan korupsi. Apakah mereka tidak tahu bahwa korupsi itu adalah tindak pidana? Jawabnnya saya yakin 1000% bahwa mereka tahu. Alangkah bodohnya mereka kalau mereka tidak tahu ketika kita memanggilnya dengan sebutan Yang Mulia). Yang menjadikan kita heran adalah mengapa mereka masih melakukan juga. Mereka sebenarnya sudah tahu bahwa korupsi itu resikonya masuk penjara, tetapi mereka masih lakukan juga.

Kalau mencium batu kotoran kuku, resikonya mungkin cuma perasaan tidak enak (atau malah bangga) karena aroma kotoran tersebut. Tapi resiko untuk korupsi, apakah sesederhana itu. Hotel prodeo sudah siap menyambutnya. Selain itu korupsi akan menghancurkan karir, wibawa, keluarga dan kehidupan sosialnya. Kenapa itu masih juga dilakukan. Konyol!


Apakah mereka lakukan hal tersebut karena mereka terbiasa dengan kekonyolan-kekonyolan kecil. Saya kira tidak. Tuhan menciptakan kebiasaan manusia dengan kekonyolan-kekonyolan kecil tadi sebetulnya supaya manusia sadar bahwa setiap perbuatan konyol pasti ada resikonya. Ketika dia melakukan kekonyolan-kekonyolan besar maka resikonya pun menjadi lebih besar. Pesan yang harus dipahami adalah manusia harus mampu meredam nafsunya alias berpikir dua kali untuk melakukan kebodohan-kebodohan yang akan mengakibatkan dia masuk dalam lubang kebinaasaan.

Tidak ada komentar: