Saya mempunyai rutinitas jogging tiap
hari Selasa, Rabu dan Jumat pagi di sekitar
Monas yang kebetulan dekat dengan kantor. Ada beberapa aktivitas orang yang
sama yang teramati.
Ada seorang pria yang sudah cukup
tua. Kulitnya sudah mengeriput, tidak menempel erat pada tulang sehingga tonjolan-tonjolan
tulangnya kelihatan. Rambut sudah memutih semua. Jalannya pun sudah tidak
sempurna layaknya manusia dewasa berjalan. Langkahnya pendek-pendek dan lambat
cenderung hati-hati. Kakinya sudah sudah tidak terlalu kuat menahan tubuhnya
sehingga kalau pas melangkah sedikit agak goyang tubuhnya. Namun setiap pagi
dia tidak absen untuk ikut senam lansia. Semua gerakan dia ikuti dengan serius.
Walalupun wajahnya yang sudah penuh garis-garis keriput, tapi tetap menunjukkan
semangat yang luar biasa.
Ada juga seorang wanita -yang
maaf secara ukuran- tubuhnya termasuk big
size. Dengan tinggi badan yang tergolong pendek, makin menunjukkan bahwa
dia termasuk dalam kriteria gemuk. Dengan mengalungkan sebuah handuk dan
memasang headset hp pada telinganya, setiap
pagi dia tidak pernah absen selalu melakukan jalan cepat. Badannya nampak yang
basah kuyup keringat, namun wajahnya tetap menunjukkan bahwa dia sangat
menikamti aktivitasnya.
Ada juga seorang pria, menurut
taksirn saya usianya sekitar 50 tahun. Naik sepeda adalah pilihan olahraganya.
Dengan kostum yang kelihatan keren dan sepeda yang cukup bermerk, menandakan
bahwa dia berasal dari golongan orang yang berkemampuan. Dilihat dari cara
menggowes, nampak pula bahwa dia sudah terbiasa dengan olahraga tersebut. Hampir
setiap gowesannya, say lihat dilakukan dengan power yang cukup kuat dan cepat, jarang saya dapati dia terlihat
santai. Badannya menunjukkan bahwa secara fisik terjaga. Pria dengan usia
segitu bisanya perutnya sudah lebih ke depan meninggalkan dadanya, tapi pria
ini tampak bisa menjaga badannya.
Ada juga sekelompok ibu-ibu yang
setiap hari melakukan senam bersama. Sebenarnya saya masih bingung jenis senam apa
yang mereka lakukan. Musik yang diputarpun berbahasa Cina, menambah ketidaktahuanku.
Dari gerakannya pun juga klebih tepat disebut dengan menari atau joget daripada
disebut senam. Usia mereka rata-rata di atas 50 tahun. Tampak mereka sangat menikmati
senam tersebut atau lebih tepatnya menari. Sepanjang aktivitas, mereka ketawa
ketiwi dan bahkan saling menggoda satu sama lain.
Ada juga seorang lekaki muda, mungkin
sekitar 20-an tahun. Dengan serangkat head
set dan smartphone yang dimasukkan di armband,kelihatan
sekali bahwa dia masih kuat secara fisik. Langkahnya masih panjang dan frekuensinya
cukup cepat. Keringatnya pun cukup deras mengalir menandakan bahwa dia sudah
melakukan aktivitas cukup lama.
Ada juga seorang wanita
berjilbab. Usia mengin sekitar 45 tahun. Tapi yang emmbuat saya agak salut,
walaupun secara usia sudah cukup tua, dan badan tidak kelihatan langsing, namun
wanita tersebut masih cukup kuat berlalri. Bahkan ritme larinya pun lebih cepat
dari saya. Dia bisa mengatur irama nafas dan langkahnya sehingga bisa mempertahakan
kosistensi larinya. Pernah saya coba mendampingi di lintasan paling dekat
dengan lintasanya, ternyata setalah 3 lap,
belum nampak di wajahnya tanda-tanda kelelahan.
Dan sebenarnya masih banyak lagi
yang mungkin kalau diceritakan akan menjadi panjang sekali. Pertanyaannya
adalah untuk apa mereka lakukan itu?
Terus terang saya belum pernah
menayakan alasannya. Yang bisa saya
lakukan adalah mengira-ira jawabannya. Mungkin ada yang menjawab : supaya
panjang umur sehingga bisa menyaksikan cucu saya menikah. Mungkin ada yang
menjawab : supaya di hari tua saya merasa tetap
sehat dan bugar. Mungkin ada yang menjawab : supaya badan saya lebih
langsing. Mungkin ada yang menjawab : supaya badan saya terasa bugar dan sehat.
Mungkin ada yang menjawab :supaya badan saya sehat, sehingga panjang umur.
Apapun kemungkinan jawabannya,
saya dapat memastikan tujuan mereka melakukan aktivitas tersebut secara
substansi sama, yaitu alasan kesehatan. Hidup sehat adalah sebuah pilihan.
Ketika kematian adalah adalah sebuah kepastian, sedangkan kehidupan yang
merupakan proses menuju kematian, di dalamnya kita masih diberikan pilihan. Secara
teori tidak ada yang dapat memperkirakan berapa umur kehidupan seseorang, bisa
singkat atau lama. Dalam kondisi tidak adanya kepastian, maka yang paling bijak adalah
ketika memilih untuk bisa hidup dalam keadaan yang menyenangkan, baik lama atau
tidak. Dan pilihannya adalah bagaimana kita bisa hidup sehat. Panjang atau pendek
umur manusia apabila dilalui dengan kondisi badan sehat tentunya akan
memberikan kebahagiaan yang tiada taranya.
Untuk itu masihkah kita memilih tidak beraktivitas untuk kesehatan tubuh kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar