Kamis, 14 Januari 2016

UNTUK APA MEREKA LAKUKAN ITU

Saya mempunyai rutinitas jogging tiap hari Selasa, Rabu dan Jumat  pagi di sekitar Monas yang kebetulan dekat dengan kantor. Ada beberapa aktivitas orang yang sama yang teramati.

Ada seorang pria yang sudah cukup tua. Kulitnya sudah mengeriput, tidak menempel  erat pada tulang sehingga tonjolan-tonjolan tulangnya kelihatan. Rambut sudah memutih semua. Jalannya pun sudah tidak sempurna layaknya manusia dewasa berjalan. Langkahnya pendek-pendek dan lambat cenderung hati-hati. Kakinya sudah sudah tidak terlalu kuat menahan tubuhnya sehingga kalau pas melangkah sedikit agak goyang tubuhnya. Namun setiap pagi dia tidak absen untuk ikut senam lansia. Semua gerakan dia ikuti dengan serius. Walalupun wajahnya yang sudah penuh garis-garis keriput, tapi tetap menunjukkan semangat yang luar biasa.

Ada juga seorang wanita -yang maaf secara ukuran- tubuhnya termasuk big size. Dengan tinggi badan yang tergolong pendek, makin menunjukkan bahwa dia termasuk dalam kriteria gemuk. Dengan mengalungkan sebuah handuk dan memasang headset hp pada telinganya, setiap pagi dia tidak pernah absen selalu melakukan jalan cepat. Badannya nampak yang basah kuyup keringat, namun wajahnya tetap menunjukkan bahwa dia sangat menikamti aktivitasnya.

Ada juga seorang pria, menurut taksirn saya usianya sekitar 50 tahun. Naik sepeda adalah pilihan olahraganya. Dengan kostum yang kelihatan keren dan sepeda yang cukup bermerk, menandakan bahwa dia berasal dari golongan orang yang berkemampuan. Dilihat dari cara menggowes, nampak pula bahwa dia sudah terbiasa dengan olahraga tersebut. Hampir setiap gowesannya, say lihat dilakukan dengan power yang cukup kuat dan cepat, jarang saya dapati dia terlihat santai. Badannya menunjukkan bahwa secara fisik terjaga. Pria dengan usia segitu bisanya perutnya sudah lebih ke depan meninggalkan dadanya, tapi pria ini tampak bisa menjaga badannya.

Ada juga sekelompok ibu-ibu yang setiap hari melakukan senam bersama.  Sebenarnya saya masih bingung jenis senam apa yang mereka lakukan. Musik yang diputarpun berbahasa Cina, menambah ketidaktahuanku. Dari gerakannya pun juga klebih tepat disebut dengan menari atau joget daripada disebut senam. Usia mereka rata-rata di atas 50 tahun. Tampak mereka sangat menikmati senam tersebut atau lebih tepatnya menari. Sepanjang aktivitas, mereka ketawa ketiwi dan bahkan saling menggoda satu sama lain.

Ada juga seorang lekaki muda, mungkin sekitar 20-an tahun. Dengan serangkat head set dan smartphone yang dimasukkan di armband,kelihatan sekali bahwa dia masih kuat secara fisik. Langkahnya masih panjang dan frekuensinya cukup cepat. Keringatnya pun cukup deras mengalir menandakan bahwa dia sudah melakukan aktivitas cukup lama.

Ada juga seorang wanita berjilbab. Usia mengin sekitar 45 tahun. Tapi yang emmbuat saya agak salut, walaupun secara usia sudah cukup tua, dan badan tidak kelihatan langsing, namun wanita tersebut masih cukup kuat berlalri. Bahkan ritme larinya pun lebih cepat dari saya. Dia bisa mengatur irama nafas dan langkahnya sehingga bisa mempertahakan kosistensi larinya. Pernah saya coba mendampingi di lintasan paling dekat dengan lintasanya, ternyata setalah 3 lap, belum nampak di wajahnya tanda-tanda kelelahan.
Dan sebenarnya masih banyak lagi yang mungkin kalau diceritakan akan menjadi panjang sekali. Pertanyaannya adalah untuk apa mereka lakukan itu?

Terus terang saya belum pernah menayakan alasannya.  Yang bisa saya lakukan adalah mengira-ira jawabannya. Mungkin ada yang menjawab : supaya panjang umur sehingga bisa menyaksikan cucu saya menikah. Mungkin ada yang menjawab : supaya di hari tua saya merasa tetap  sehat dan bugar. Mungkin ada yang menjawab : supaya badan saya lebih langsing. Mungkin ada yang menjawab : supaya badan saya terasa bugar dan sehat. Mungkin ada yang menjawab :supaya badan saya sehat, sehingga panjang umur.

Apapun kemungkinan jawabannya, saya dapat memastikan tujuan mereka melakukan aktivitas tersebut secara substansi sama, yaitu alasan kesehatan. Hidup sehat adalah sebuah pilihan. Ketika kematian adalah adalah sebuah kepastian, sedangkan kehidupan yang merupakan proses menuju kematian, di dalamnya kita masih diberikan pilihan. Secara teori tidak ada yang dapat memperkirakan berapa umur kehidupan seseorang, bisa singkat atau lama. Dalam kondisi tidak adanya  kepastian, maka yang paling bijak adalah ketika memilih untuk bisa hidup dalam keadaan yang menyenangkan, baik lama atau tidak. Dan pilihannya adalah bagaimana kita bisa hidup sehat. Panjang atau pendek umur manusia apabila dilalui dengan kondisi badan sehat tentunya akan memberikan kebahagiaan yang tiada taranya.


Untuk itu masihkah kita memilih tidak beraktivitas untuk kesehatan tubuh kita?

Tidak ada komentar: