Jumat, 11 Maret 2011

Jangan Lupa Absen

Ada sebuah tulisan yang ditempel di beberapa tempat di lantai gedung tempat aku bekerja. Sebenarnya tidak ada masalah dengan tulisan tersebut, namun karena telalu sering terbaca (membaca secara tidak sengaja) maka lama kelamaan muncul juga rasa isengku untuk membahas tulisan tersebut. Tulisan tersebut berbunyi jangan lupa absen. Tulisan tersebut mengingatkan agar para pegawai tidak lupa mengisi daftar hadir ketika masuk kerja dan sebelum pulang kerja.
Mengapa tulisan tersebut menjadi perhatian saya? Mungkin perasaan saya saja yang menangkap ada pemakaian kata yang tidak tepat. Mengapa tidak tepat? Padahal semua orang sudah pasti akan memahami maksud dari kalimat tersebut. Kalimat tersebut yang tidak memerlukan penafsiran lebih lanjut dan langsung bisa dipahami secara eksplisit. Absen adalah kata serapan yang berasal dari bahasa Inggris absent. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata tersebut berubah menjadi absen yang berarti [v] tidak masuk (sekolah, kerja, dsb); tidak hadir. Berarti apabila kita ganti kata absen dalam kalimat tersebut dengan tidak masuk atau tidak hadir maka bunyinya adalah jangan lupa tidak hadir. Kelihatan tidak tepat bukan?

Serapan kata dari bahasa asing memang bisa memperkaya perbendaharaan bahasa kita. Namun terkadang penggunaan kata serapan tersebut tidak tepat dan hanya didasarkan pada enak atau tidaknya di telinga. Sebelum menggunakan kata serapan dalam sebuah kalimat hendaknya kita memperhatikan jenis dan arti kata tersebut. Salah satu contoh adalah kalimat yang berbunyi sudahkah Anda salat? Salat adalah bahasa universal dan secara umum mudah dipahami. Kata salat merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Arab shalat yang kemudian diserap menjadi salat. Kata shalat sendiri merupakan kata benda. Penyerapan kata tersebut tidak merubah jenis kata tersebut, sehingga ketika diserap dalam bahasa Indonesia jenisnya tetap kata benda. Dengan kata lain salat adalah kata benda. Kalimat sudahkah Anda salat? mungkin dapat kita samakan dengan kalimat sudahkah Anda nasi? Maksudnya sudahkah Anda makan nasi? Karena nasi dan salat adalah sama-sama kata benda yang menjadi obyek perbuatan. Belum lagi penulisan kata salat. Mana yang betul? Salat, atau shalat atau sholat. Silakan Anda buka tata cara penulisan kata serapan. Penulisan yang tepat adalah salat bukan shalat, walaupun kata shalat cenderung memberikan makna yang lebih religius, tapi salat adalah yang tepat.
Sekali lagi saya tidak membahas tentang tujuan dari si pembuat kalimat. Apabila dilihat dari tujuannya, maksud kalimat sudahkan Anda salat?, semua orang akan langsung memahami maknanya. Bagaimana apabila kalimat tersebut diubah menjadi sudahkah Anda mengerjakan salat? Walaupun sedikit lebih panjang namun pemilihan katanya lebih tepat.

Pemilihan kata dalam kalimat seringkali tidak teliti sehingga sering menimbulkan arti yang tidak tepat. Apalagi kalau kalimat tersebut sudah sering dipakai dan dianggap biasa maka akan dianggap benar. Salah satu contoh lagi adalah singkatan dalam surat dinas yth yang merupakan kepanjangan dari yang terhormat. Hormat bisa diposisikan sebagai kata sifat ataupun kata kerja. Makna ter sebagai awalan berarti paling apabila diimbuhkan ke dalam kata sifat. Apabila hormat adalah kata sifat maka dengan kalimat lain bisa diganti dengan yang paling hormat. Kalimat tersebut tidak jelas maknanya. Tapi apakah hormat pada kalimat tersebut adalah kata sifat? Apabila hormat dalam kalimat tersebut adalah kata kerja tentunya artinya lebih tidak jelas lagi. Tidak jelas siapa yang hormat dan hormat kepada siapa. Bagaimana kalau diganti dengan kalimat yang kami hormati dan disingkat ykh.

Sama seperti sebuah ungkapan yang ditulis oleh teman saya. Dia menggunakan kata istri tercinta, untuk menggambarkan begitu cintanya dia kepada istrinya. Cinta dalah kata sifat dan awalan ter akan memberikan makna paling cinta atau mungkin maksudnya paling dicintai. Kata paling digunakan untuk pembandingan satu hal terhadap kelompopknya, misalnya Budi adalah murid terpandai, berarti ada banyak murid dalam satu kelas dan Budi adalah yang paling pandai. Apabila dikatakan istri tercinta dalam arti paling dicintai berarti dia mempunyai beberapa orang istri dan si A adalah istri yang tercinta. Namun apabila dia hanya punya satu istri cukuplah dia mengatakan istri yang sangat dicintai bukan tercinta.
Berbahasa terkadang kelihatan mudah tapi juga bisa terasa sulit. Apa yang saya tulis juga belum tentu benar. Saya hanya lah berusaha mencoba menguraikan sesuai dengan pemahaman saya selama ini.

tulisanku, 11-03-2011, 16.15 WIB

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Hahahaha....

(masker)

170p3'x mengatakan...

ciakakakak...sebuah kata yang salah kaprah namun sudah lumrah. kalo begitu saya juga ikut absen gan :D