Pernahkah Anda mendapatkan sebuah undangan? Apapun jenis undangannya, apakah undangan rapat, undangan pesta pernikahan ataupun undangan sebuah seminar, pasti ada satu hal yang penting dalam undangan tersebut yaitu mengenai waktu acara tersebut. Apabila saya mencermati undangan-undangan yang pernah saya terima, ada dua macam kemungkinan terkait dengan waktu acara dalam undangan tersebut, yaitu waktunya secara jelas ditentukan (misalnya pukul 10.00 s.d. 12.00) atau waktunya tidak dibatasi dengan jelas (misalnya pukul 10.00 s.d. selesai).
Apabila Anda diundang dalam sebuah rapat, kemudian Anda ditanya akan memilih undangan yang mencantumkan waktu rapat yang mana, apakah yang pukul 10.00 s.d. 12.00 atau pukul 10.00 s.d. selesai. Kalau saya atau mungkin bagi Anda yang sangat menghargai waktu dan setiap agenda yang Anda kerjakan setiap hari selalu ada jadwal dan agenda yang pasti, maka saya yakin Anda akan memilih undangan yang jadwal acaranya pasti yaitu pukul 10.00 s.d. 12.00. Dengan jadwal waktu tersebut maka Anda akan mempersiapkan diri untuk mengikuti sebuah acara dengan lama waktu dua jam dan Anda akan bisa mengagendakan acara berikutnya setelah dua jam tersebut.
Lain halnya dengan waktu undangan yang menyatakan pukul 10.00 s.d. selesai. Kita tidak bisa memastikan kapan acara tersebut selesai. Kata selesai dalam undangan tersebut mempunyai makna yang tidak menentu. Apakah selesai menurut pimpinan rapat walaupun materi yang dibahas belum selesai ataukah sampai benar-benar materi pembahasan rapat tersebut selesai dibahas ataukah hal lain yang akan menghentikan rapat tersebut sehingga dianggap selesai.
Saya sering menemui rapat-rapat yang mencantumkan undangan seperti contoh di atas (pukul sekian s.d. selesai). Dan dalam prakteknya rapat tersebut selesainya pun tidak menentu, sehingga agenda rapat beriktunya yang telah disusun pada hari itu (dengan asumsi rapat yang pertama tadi sudah selesai) menjadi molor waktu dimulainya atau malah tidak jadi dilaksanakan, karena peserta rapat yang hadir juga sedang menghadiri rapat pertama yang waktu selesainya molor tadi. Saya berpikir, seandainya saya adalah pihak yang mengundang rapat tentu saja saya akan mempunyai peran dalam rapat tadi, baik mengenai agenda pembicaraan yang akan dilakukan dan perkiraan waktu yang akan digunakan. Apabila pihak pengundang sudah bisa memperkirakan agenda yang akan dibahas dalam rapat tadi maka sebenarnya dia juga sudah bisa memperkirakan berapa lama waktu yang akan digunakan dan kapan waktu rapat akan selesai. Menurut simpulan saya sangatlah mudah untuk menentukan perkiraan waktu dalam sebuah udangan, apalagi apabila pihak pengundang merupakan bagian dari pihak yang memimpin rapat tersebut, sehingga bisa mengatur jalannya rapat sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.
Dalam masyarakat Jawa, sering kita jumpai undangan perayaan pernikahan yang serupa. Ada yang mencantumkan waktu seperti ini pukul 10.00 s.d. 12.00 atau pukul 10.00 s.d. selesai. Nah jika Anda menjumpai undangan seperti itu, maka biasanya seperti ini, apabila tertulis waktu kapan acara dimulai dan diakhiri, seperti pukul 10.00 s.d 12.00, artinya acara dalam undangan ini hanyalah pemberian ucapan selamat kepada penganten dan dilanjutkan makan secara prasmanan, dan apabila Anda hadir setelah pukul 12.00 acara telah selesai dan makanan sudah habis.
Apabila hanya tertulis waktu kapan acara dimulai saja misalnya pukul 10.00 s.d. selesai, artinya acara tersebut akan dilaksanakan dengan mengikuti rangkaian acara pernikahan adat Jawa meliputi acara pembukaan, atur pambagyo harjo, atur pasrah pinanganten, atur panompo pinanganten dan ular-ular. Acaranya tidak menentu selesainya tergantung panjang dan pendeknya masing-masing bagian-bagian dalam acara tadi. Walaupun sebenarnya acara tadi bisa diatur panjang pendeknya, toh pengundanglah yang mengaturnya.
Dari dua hal tersebut, kita bisa mengatur strategi kapan atau pukul berapa akan hadir dalam undangan tersebut, tentunya sesuai dengan jenis waktu yang dicantumkan dalam undangan.
tulisanku, 05-04-2011, pukul 20.30 WIB
Tidak ada komentar:
Posting Komentar